Senin, 15 Desember 2014

Financial Planning Cincau (Business Plan Cincau)



V. ASPEK KEUANGAN
5.1. Strategi Sumber Pendanaan Usaha 
Untuk membangun atau memulai suatu usaha, semangat serta usaha  saja tentunya tidak akan cukup. Apalagi bila usaha yang akan dibangun ingin berhasil dan menguntungkan. Ada beberapa hal yang harus pertimbangkan sebelum memulai bisnis, misalnya saja poyeksi keuangan dan sumber dana untuk memulai bisnis. Untuk aspek sumber dana ini sebaiknya merupakan hal yang pertama untuk  dipikirkan saat memulai usaha. Bila memang berencana untuk menggunakan uang sendiri,  diperlukan perhitungan yang tepat sehingga mendapatkan jumlah yang ideal untuk kemudian diinvestasikan ke dalam usaha baru yang akan didirikan tersebut . Sementara bila mengajukan pinjaman atau kredit usaha ke bank, pastikan arus kas usaha mampu untuk membayar cicilannya. Sedangkan apabila memilih untuk bermitra, tentukan bagaimana pembagian keuntungan atau kerugian yang terjadi dengan kata lain membuat kesepakatan bersama sehingga kelak tidak akan terjadi hal-hal yang tidak dinginkan.
1.    Modal Sendiri
Apabila menggunakan modal sendiri, beberapa hal harus diperhatikan seperti perhitungan mengenai keuntungan atau profit yang akan didapat. Untuk menambah modal mungkin barang-barang pribadi seperti handphone, sepeda motor, perhiasan, barang elektronik, tabungan, dll, bisa digadaikan untuk kemudian menambah modal yang sudah tersedia.
2.       Kemitraan
Untuk kemitraan pendiri bisa bekerjasama dengan orang yang punya modal,  kemudian orang tersebut hanya sebatas memberi modal kemudian kelak apabila usaha tersebut berjalan dengan baik pemberi modal tersebut akan dibagi setengah dari keuntungan atau dengan kata lain kongsi dagang.

3. Pinjam Teman/ Saudara
Andaikata modal yang dipunya memang kurang memenuhi syarat pendiri dapat meminjam tambahan dana kepada sahabat ataupun saudara. Mengapa saudara atau teman? Keuntungan lain jika kita meminjam dana dari keluarga yaitu tidak banyak persyaratan, tanpa bunga, dan jangka waktu pengembalian yang lebih flexible.

4. Modal Kerjasama Dengan Pihak Lain
Pendiri dapat mencari tambahan dana dengan mencari investor yang memang mencari investasi sesuai bidang usaha yang akan didirikan dengan kata lain pendiri mencari sponsor.
Untuk meyakinkan investor pendiri dapat menyerahkan proposal yang berisi detail rincian  usaha seperti prospek, aliran pengembalian modal, bahkan kelangsungan bisnis.



5. Bank
Bank dapat menjadi alternative lain untuk mencari tambahan maupun sumber modal karena besar-kecil jumlah pinjaman di bank bisa sesuai dengan keinginan kita, akan tetapi ada persyaratan yang harus kita penuhi.


5.2. Proyeksi Keuangan
1.        Sumber Pendanaan
Tabel 21. Sumber Pendanaan
Uraian
Persentase (%)
Jumlah
(a)
(b)
(c = a + b)
1. Modal Sendiri
70
30
100
2. Pinjaman
30
70
100
Jumlah (1+2)
100
100


2.        Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi
Tabel 22. Kebutuhan Pembiayaan
Uraian
Banyaknya
Harga/Unit
Jumlah
(1)
(2)
(3 = 1 x 2)
a. Sewa Tanah & Bangunan
200 m
Rp 15.000 / hari
Rp. 54.000.000 / tahun
b.



c. Mesin/Peralatan
2

Rp 3.264.000
d. Peralatan Kantor
10

Rp 17.414.000
e. Alat angkut
2
Rp.30.000.000
Rp 60.000.000
f. Infrastruktur
3
Rp 1.000.000
Rp 3.000.000
g. Biaya pra operasi
2
Rp. 2.000.000
Rp. 4.000.000
Jumlah


Rp.141.678.000
Keterangan :
Peralatan:
 A. Mesin Seal    : @Rp. 3.000.000
B.  Kompor         :@Rp. 264.000
3.                                                                    Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja
Tabel 23. Kebutuhan Pembiayaan
Uraian
Banyaknya
Harga/Unit
Jumlah
(1)
(2)
(3 = 1 x 2)
a. Bahan Baku
6

Rp. 217.900
b. Piutang
700/ minggu
Rp. 7.500
Rp.5.250.000
c. Uang Kas


Rp. 10.000.000
Jumlah


Rp.15.467.900





4.                                                                    Analisa Biaya Tetap

Tabel 24. Analisa Biaya Tetap
Uraian
Banyaknya
Harga/Unit
Jumlah
(1)
(3)
(3 = 1 x 2)
a. Gaji
4
Rp.8.400.000.
Rp.8.400.000
b. Penyusutan
3
Rp.1.000.000
Rp.3.000.000
c. Biaya Lainnya

Rp.1.100.000
Rp.1.100.000
Jumlah


12.000.000

5.                                                                    Analisa Biaya Tidak Tetap
Tabel 25. Analisa Biaya Tidak Tetap
Uraian
Banyaknya
Harga/Unit
Jumlah
(1)
(2)
(3 = 1 x 2)
a. air
-
-
-
b. listrik
10 kwh/hari
Rp 5.000
Rp.50.000
Jumlah


Rp 50.000
            Air sumber dari sumur diolah kembali
6.                                                                    Proyeksi Aliran Kas Usaha
Tabel 26. Proyeksi Aliran Kas Usaha
Uraian
Tahun
1
2
3
4
5
a. Sumber dana (in flow)
Rp.100.000.000
Rp.62.522.100
Rp.25.044.200 + Rp 124.955.800
Rp.87.477.900
Rp.75.000.000
b. Penggunaan dana (out flow)
Rp.27.477.900
Rp.27.477.900
Rp.27.477.900
Rp.27.477.900
Rp.27.477.900
c. Arus kas bersih (net flow = a – b)
Rp.72.522.100
Rp.35.044.200
Rp.97.477.900
Rp.85.000.000
Rp.47.522.100
d. Keadaan kas awal
Rp.10.000.000
Rp.10.000.000
Rp.10.000.000
Rp.10.000.000
Rp.10.000.0000
e. Keadaan kas akhir (c + d)
Rp.62.522.100
Rp.25.044.200
Rp.87.477.900
Rp.75.000.000
Rp.37.522.100


 5.3. Analisa Kelayakan Usaha
Analisis investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa yang akan datang.


1.        Metode Non-Discounted Cash Flow
Metode yang dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP) Method
PayBack Period
N + (a-b)/(c-b)*1tahun
5+(72.522.100)/(62.522.100)*1 = 6.16
Jadi payback period terjadi pada tahun ke 6.


2.        Metode Discounted Cash Flow
a.        Net Present Value (NPV)
Rt/(1+i)t
72.522.100/(1+0.1)5 = 72.522.100/1.62 = 44.766.728,4
NPV > 0 jadi investasi memberi manfaat yang besar untuk perusahaan, berarti proyek bisa dijalankan.
b.        Profitability Index (PI)
Nilai aliran kas masuk/Nilai Investasi =
407.500.000/124.364.000 = 3.27
PI > 1 investasi layak dijalankan.
c.        Internal Rate of Return (IRR)
IRR         = 10 + (44.766.728,4/(44.766.728,4-29.008.840)) * 10
   = 10 + (44.766.728,4/15.757.888,4) * 10
                        = 10 + 28,4
   = 38,4%

IRR > I maka layak.


5.4. Analisa Keuntungan

1.        Break Even Point (BEP)

ü  Biaya tetap :
                                              Tabel 27. Biaya Tetap
Uraian
Banyaknya
Harga/Unit
Jumlah
(1)
(3)
(3 = 1 x 2)
a. Gaji
4
Rp.8.400.000.
Rp.8.400.000
b. Penyusutan
3
Rp.1.000.000
Rp.3.000.000
c. Biaya Lainnya

Rp.1.100.000
Rp.1.100.000
Jumlah


Rp 12.000.000






ü  Biaya variabel :
                                              Tabel 28. Biaya Variabel
Uraian
Banyaknya
Harga/Unit
Jumlah
(1)
(2)
(3 = 1 x 2)
a. air
-
-
-
b. listrik
10 kwh
Rp 5.000
Rp.50.000
Jumlah


Rp 50.000
Harga jual per unit cao Rp 7.500,00 (3 bulan pertama)
BEP Unit         = Biaya tetap / (harga jual per unit – biaya variabel per unit)
                        = 12.000.000 / (7.500 – 5.000 )
                        = 12.000.000 / 2.500
                        =  4.800 unit
Kontribusi margin per unit = harga jual per unit – biaya variabel per unit = 2.500
BEP dalam Rp            = biaya tetap / (kontribusi margin per unit : harga jual per unit)
                        = 12.000.000 / (2.500 : 7.500)
                        = 12.000.000 / 0.3
                        = Rp 40.000.000,00
Jadi BEP tercapai ketika penjualan mencapai 4.800 unit atau penjualan mencapai Rp 40.000.000,00

2.        Kontribusi Margin

 Kontribusi Margin       = total penjualan – total biaya variabel
                                    = 40.000.000 – 24.000.000  
                                    = Rp 16.000.000,00


5.5. Resiko dan Penanganan Resiko
Berikut adalah resiko yang mungkin terjadi dalam menjalankan usaha ini dan cara penanggulangan :
1.Resiko Intern
yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kesalahan kerja,korupsi,kesalahan manajemen,dsb.


2.Resiko Ekstern
   yaitu resiko yang berasal dari luar perusahaan seperti resiko pencurian,penipuan,fluktuasi harga,dsb.
Langkah-langkah yang disiapkan oleh perusahaan adalah :
a. Dengan mengadakan pencegahan dan pengurangan kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian. 
b. Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian. 
c. Melakukan pengendalian terhadap resiko. 
d. Mengalihkan resiko kepada pihak lain (untuk harta kekayaan kepada asuransi KERUGIAN dan untuk kryawannya kepada asuransi JAMSOSTEK) 
3. Resiko Teknis.
Resiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer/wirausaha dalam mengambil keputusan. Resiko yang sering terjadi adalah : 
a. Biaya produksi yang tinggi (inefisien), 
b. Pemakaian sumber-sumber daya yang tidak seimbang, misal terlalu banyak tenaga kerja. 
c. Sering terjadi pencurian, akibat pengawasan/penjagaan yang kurang baik. 
d. Sering terjadi kebakaran, target produksi tak tercapai, penempatan tenaga tidak tepat/tidak sesuai, perencanaan dan desain produk salah dsb. 

Upaya mengatasi/menanggulangi resiko teknis: 
1. Menajer/wirausaha harus menambah pengetahuan tentang: 
a. Ketrampilan teknis /technological skill, terutama yang berkaitan dengan proses produksi. Diupayakan dengan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi, misal dengan teknologi tepat guna /modern. 
b. Ketrampilan mengorganisasi /organization skill , yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor-faktor produksi dalam melakukan usahanya 
c. Ketrampilan memimpin/managerial skill, yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi tsb. Untuk ini setiap pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik/conceptional skill. 
2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya(SDA dan SDM), strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitia dan pengembangan. Tujuan strategi ini ada tiga yaitu ; tetap memperoleh keuntungan, hari depan tetap lebih baik dari sekarang (usaha berkembang) dan tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan adalah keandalan menganalisis dan memprognosa keadaan didalam dan diluar lingkup organisasi. 
3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang akan menjadi pengeluaran biaya. 




4.Resiko Pasar
 Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku dipasar. Produk telah menjadi kuno (absolensense) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan/revenue yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugianterus. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai diterminal alias gulung tikar. 
Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sbb.: 
a. Mengadakan inovasi produk/product inovation, yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli. Dalam usaha pertanian, misal budidaya kelinci, lele dumbo,asparagus dsb. Relatif sulit untuk inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya kearah agro industri. 
b. Mengadakan penelitian pasar/market research untuk memperoleh informasi pasar secara berkisinambungan. 
Cara ini memerlukan dana yang cukup besar dan hanya layak untuk perusahaan besar, misal pabrik mobil, tekstil, perabot rumah tangga, dan hiburan. Sedang dalam bidang pertanian hal ini cukup berat dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar