Senin, 15 Desember 2014

Etika BIsnis : Masalah Indocement Tunggal Prakarsa



Masalah-Masalah yang Dihadapi oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri semen. Selain melakukan penjualan di Indonesia PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga memasarkan produknya di mancanegara dan hal tersebut telah menjadikan  PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menjadi indsutri semen terbesar di Indonesia bahkan Asia. Namun bukan berarti menjadi sebuah perusahaan dengan industri semen terbesar tidak lepas dari masalah-masalah. Beberapa masalah yang pernah dihadapi PT Indocement Tunggal Prakarsa antara lain :
1.Penjualan Ekspor Turun, INTP Bukukan Laba Rp1,7 T
Yuni Astutik - Okezone
Jum'at, 29 Juli 2011 13:54 wib

JAKARTA - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan volume penjualan mengalami kenaikan sebesar 10 persen atau 7,4 juta ton pada semester I-2011.
Sementara laba periode berjalan naik 5,4 persen menjadi Rp1,7 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,6 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan perseroan di Jakarta, Jumat (29/7/2011), volume penjualan domestik tercatat meningkat sebesar 14,1 persen menjadi 7,1 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 6,3 juta ton.
Sementara itu, penjualan ekspor menurun 33,7 persen menjadi 0,3 juta ton dibanding tahun lalu yang sebesar 0,5 juta ton. Hal tersebut terjadi karena perseroan memfokuskan pada permintaan domestik yang tinggi.
Selanjutnya, pendapatan bersih perseroan meningkat sebesar 18,1 persen menjadi Rp6,3 triliun dibanding tahun lalu yang sebesar Rp5,3 triliun.
Sementara untuk beban usaha naik sebesar 23,6 persen menjadi Rp892 miliar dibanding tahun lalu Rp722 miliar yang disebabkan naiknya biaya pengangkutan mengikuti kenaikan volume penjualan dan meningkatnya tarif distribusi untuk transportasi darat dan laut akibat kenaikan harga bahan bakar minyak.
(www.okezone.com)
Seperti yang diberitakan oleh okezone PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat bahwa penjualan ekspor mereka turun 33.7 % diakibatkan oleh tinggginya permintaan domestik sungguh sangat disayangkan apabila penjualan ekspor menurun pada sebuah perusahaan karena seperti yang kita tahu dengan mengekspor barang ke luar negeri maka pendapatan perusahaan tersebut bisa saja dua kali lipat dari pendapatan domestik. Semestinya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meningkatkan jumlah produksi sehingga mencukupi baik itu permintaan dalam negeri maupun luar negeri, namun mengingat cost production yang juga akan meningkat apalagi baru-baru ini terjadi kenaikan BBM (bahan bakar minyak) yang menyebabkan meningkatnya biaya pendistribusian.
2.Penjualan Indocement Turun 8% di 2009
Whery Enggo Prayogi - detikfinance
Senin, 15/03/2010 18:12 WIB

Jakarta - Penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tercatat turun 8% dari 14,6 juta ton di tahun 2008 menjadi 13,4 juta ton pada periode 2009. Pasar domestik masih menjadi andalan penjualan perseroan, dengan porsi 88% atau setara dengan 11,8 juta ton.

Menurut Corporate Secretary PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk  Dani Handayani, penurunan penjualan perseroan disebabkan kebijakan manajemen untuk mempertahankan harga jual semen dalam negeri, sebagai pangsa pasar utama (home market).

"Kebijakan manajemen yang mengakibatkan perseroan mengalami penurunan pangsa pasarnya di home market. Total penjualan di tahun 2009 13,4 juta ton, lebih rendah 8% dari tahun 2008, 14,6 juta ton," ujar Dani dalam keterbukaannya, Senin (15/3/2010).

Ia menambahkan, total penjualan domestik selama tahun 2009 tercatat 11,8 juta ton. Penjualan domestik turun 3,9% dibanding periode yang sama tahun 2008, sebesar 12,3 juta ton.


Sementara untuk pangsa pasar ekspor juga menurun 30,4% dari 2,3 juta ton pada tahun 2008 menjadi 1,6 juta ton di tahun 2009. Penurunan disebabkan melemahnya kondisi ekonomi dunia yang kala itu sedang terhantam krisis.

(
www.detik.com)
Tahun 2009 mungkin menjadi tahun yang kurang baik bagi PT Indocement Tunggal Prakarsa karena pada tahun tersebut penjualan mereka turun 8%. Hal tersebut diakibatkan oleh kebijakan manajem PT Indocement Tunggal Prakarsa dalam mempertahankan harga jual semen dalam negeri. Selain karena factor tersebut penurunan juga disebabkan oleh kondisi ekonomi dunia yang memang sedang mengalami krisis. Tidak stabilnya kondisi ekonomi menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh pengusaha yang ada di dunia terkadang apabila kondisi ekonomi sedang baik perusahaan bisa mendapatkan profit yang besar jumlahnya namun apabila sedang buruk perusahaan tak jarang mengalami kerugian namun terlepas dari itu semua perusahaan semestinya harus bisa beradaptasi dari berbagai kemungkinan sehingga kelangsungan hidup suatu perusahaan terjaga.
3. Indocement: Kami Terbukti Tak Lakukan Kartel Semen
Rheza Andhika Pamungkas - Okezone
Rabu, 25 Agustus 2010 09:41 wib
JAKARTA - Setelah PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) menegaskan pihaknya tidak terbukti atas dugaan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang dilakukannya bersama perusahaan semen lainnya, kali ini giliran PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang menegaskan hal serupa.
"Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tidak berhasil membuktikan dugaan kartel harga terhadap delapan perusahaan semen. Sehingga ini membuktikan bahwa kami memang tidak melakukan kartel," ujar Direktur Keuangan Indocement Christian Kartawijaya
Seperti diketahui, KPPU menyatakan tidak ada praktik monopoli dan persaingan tidak sehat yang dilakukan delapan perusahaan semen tersebut setelah sebelumnya, KPPU menduga adanya kartel yang bermula dari monitoring yang dilakukan oleh KPPU selama kurang lebih enam bulan terkait dengan adanya dugaan pengaturan harga, produksi dan pemasaran dalam industri semen yang dilakukan oleh delapan pabrikan semen.
Adapun kedelapan perusahaan itu yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk), PT Holcim Indonesia, (Tbk), PT Semen Baturaja (Persero), PT Semen Gresik (Persero) (Tbk), PT Lafarge Cement Indonesia, PT Semen Tonasa, PT Semen Padang, dan PT Semen Bosowa Maros”.                   
( www.okezone.com)
Memang terdapat oknum-oknum dari suatu perusahaan memainkan pasar demi mencapai keuntungan yang besar tanpa memperhatikan kompetitornya. Untungnya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)  tidak terbukti melakukan tindak monopoli tersebut karena apabila terbukti hal tersebut tentunya akan mencoreng citra perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1985.
4. Indocement: Kami Menjalani Semua di Perpajakan
    Sesuai Prosedur
Indra Subagja - detikNews
Rabu, 02/06/2010 16:16 WIB

Jakarta PT Indocement adalah salah satu perusahaan yang diperiksa Tim Independen Polri karena pernah dilayani Gayus Tambunan. Perusahaan semen ini akan kooperatif karena merasa telah berbuat sesuai prosedur perpajakan.

"Indocement menjalani semua di perpajakan sesuai prosedur. Kita (diperiksa) sebagai saksi," kata Sekretaris Perusahaan, Dani Handayani, saat dihubungi detikcom, Rabu (2/6/2010).

Selain Indocement, Tim Independen Polri juga menyebut 3 perusahaan lainnya yang telah dan akan diperiksa yaitu PT Surya Alam Tunggal Sidoarjo, PT Dowell Anadrill Schlumberger, dan PT Exelcomindo.

PT Exelcomindo yang kini bernama XL Axiata saat dikonfirmasi detikcom, akan memberikan keterangan lewat surat elektronik.
(detik.com)
Tertangkapnya Gayus Tambunan banyak menguak borok-borok yang ada di negeri kita sendiri. Memang tak dipungkiri pajak membuat profit suatu perusahaan berkurang namun perlu diingat pajak ditujukan untuk pembangunan infrastruktur yang nantinya akan berguna bagi seluruh industry tak terkecuali bagi PT Indocement. Namun setelah kita melihat kasus Gayus, mungkin dalam hati kecil kita berkata “Untuk apa membayar pajak toh nantinya juga dikorupsi”  Tentunya hala tersebut kembali lagi ke individu masing-masing tidak setiap pegawai pajak seperti Gayus. Seperti yang bisa kita baca PT Indocement menyatakan bahwa mereka sudah melakukan sesuai prosedur perpajakan. Berarti PT Indocement termasuk perusahaan yang taat dan peduli terhadap Negara sendiri.
5.Sempat Diprotes, Pabrik Indocement Mulai Dibangun
Whery Enggo Prayogi - detikfinance
Jumat, 27/01/2012 13:53 WIB

Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) melalui anak usahanya, PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) berencana merealisasikan pembangunan pabrik semen baru di Tambakromo, Pati, Jawa Tengah pada tahun 2012 ini. Setelah pembangunan rampung, pabrik Pati akan memproduksi 2,5 juta ton per tahun.

Presiden Direktur PT SMS, Alexander Frans menjelaskan pembangunan pabrik awalnya direncanakan tahun 2011 lalu. Namun karena adanya penolakan dari masyarakat sekitar, terpaksa pelaksanaan mundur.

Kini perseroan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pembangunan tidak akan merusak lingkungan. Khususnya, wilayah gunung Kendeng.

"Pabrik kami memperhatikan aspek kelestarian lingkungan sekitar. Sidang komisi KA ANDAL baru akan dilakukan Senin (30/1/2012) besok. Kami harap masyarakat mendukung dan memberikan ruang gerak dalam penyusunan AMDAL," tuturnya di Jakarta Jumat (27/1/2012).

"Secara keseluruhan total kapasitas terpasang saat ini, 18,6 juta ton per tahun," imbuhnya.
(detik.com)
Sempat ditolak oleh masyarakat sekitar PT Indocement diperbolehkan mendirikan pabrik semen baru di Jawa Tengah. Penolakan oleh masyarakat sekitar bukan tanpa alasan mereka khawatir akan kondisi lingkungan yang akan rusak apabila dibangun pabrik. Seperti yang kita tahu sekarang ini banyak sekali usaha-usaha khususnya bidang industry hanya focus untuk mendapatkan keuntungan tanpa memperhatikan lingkungan sekitar seperti kasus PT Lapindo yang akhirnya membuat masyarakat porong menderita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar